pinnacle peak patio - amusing planet |
Blog Unik - ARIZONA -- The Pinnacle Peak Patio Steakhouse & Microbrewery sebuah restoran di Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat, yang dikenal karena kelezatan steaknya dan dress code-nya yang diberlakukan ketat dengan sarat pengunjung datang tanpa dasi. Dilansir republika
Dilansir Amusingplanet, Kamis (14/5) jika ada orang yang ditemukan memakai dasi, orang tersebut akan kehilangan dasinya sebab akan ada pegawai yang menyelinap dan memotong dasi pegunjung.
Dasi yang terpotong kemudian akan bergabung dengan dasi dari ribuan orang lain yang tergantung dari langit-langit seperti piala. Hal ini mengingatkan semua orang yang berkunjung ke tempat ini untuk tidak mengenakan dasi. Menurut situs web mereka, pemilik Pinnacle Peak Steakhouse telah memotong lebih dari satu juta dasi dari pengunjung dengan secara diam-diam.
Pinnacle Peak pertama kali dibuka tahun 1957 sebagai toko umum sebagai tempat beristirahat dan berhenti bagi wisatawan yang akan menuju ke danau di dekatnya. Untuk meningkatkan penjualan usaha kecilnya, pemilik mulai melayani makan malam pada akhir pekan. Keberhasilan melayani masakan di pekan mendorongnya untuk meninggalkan bisnisnya saat itu dan membuka restoran secara penuh sebagai gantinya. Hari ini, Pinnacle Peak Steak dikatakan menjadi "world’s largest western steakhouse" dengan kapasitas tempat duduk 1.800 orang.
Tradisi 'tidak ada dasi' dimulai ketika satu malam seorang eksekutif Phoenix datang untuk makan malam. Pemilik asli, ingin menjaga suasana di restoran tetap kasual. Ia mengatakan kepada eksekutif tersebut, "Apakah Anda ingin melepaskan ikatan itu, atau aku akan memotongnya." Eksekutif tidak mempedulikan penjelasan itu dan seketika terkejut saat pemilik mengeluarkan pisau daging dan segera memotong dasi eksekutif tersebut.
dilansir kompas.com
Ingin diakui sebagai korban dari kebijakan yang absurd ini, eksekutif menuntut dasinya ditampilkan secara jelas untuk dilihat semua pengunjung restoran. Jadi dasi itu dijepit di langit-langit bersama dengan kartu yang mengidentifikasi korbannya, dan di sinilah tradisi tersebut lahir.