Blog Yang Berisi Artikel Cerita Fakta Unik Asik Aneh Lucu Menarik Info Pengetahuan Seru Keren Seksi Hot Gaul Misteri Terlengkap Terbaik Terbaru.


Sunday, May 17, 2015

Kebanyakan Bercinta Bisa Mengganggu Kebahagiaan

| Sunday, May 17, 2015
ilustrasi - shutterstock

BLOG UNIK - Frekuensi bercinta yang cukup sering dianggap sebagai kunci kebahagiaan dan keharmonisan pernikahan Anda dengan pasangan. Akan tetapi, sebuah penelitian menemukan bahwa terlalu sering bercinta ternyata malah dapat membuat Anda sama sekali tidak bahagia. Apa alasannya?

Dalam studi teranyar tersebut, para peneliti menemukan bahwa terlalu sering berhubungan seks dengan pasangan malah memicu ketidakbahagiaan dalam diri Anda. Penelitian ini dilakukan terhadap para responden yang merupakan pasangan yang telah menikah.

Kemudian, para peneliti mempelajari pola bercinta mereka. Para responden tersebut dibagi ke dalam dua kelompok. Salah satu kelompok diminta untuk menggandakan frekuensi berhubungan seks mereka. Sementara itu, satu kelompok lainnya diminta untuk mempertahankan frekuensi bercinta mereka dan tidak diikuti oleh instruksi apapun lainnya.

Dari sini, kebanyakan orang akan berpikir bahwa kelompok yang menggandakan frekuensi bercinta mereka dilaporkan lebih merasa bahagia. Ternyata tidak. Secara mengejutkan, kelompok yang diminta untuk menggandakan frekuensi berhubungan seks, mereka malah dilaporkan mengalami penurunan dalam hal kebahagiaan dan gairah seksual.

George Loewenstein, ketua penelitian tersebut, mengungkapkan beberapa alasan yang kemungkinan menyebabkan ketidakbahagiaan pada kelompok yang lebih sering bercinta. Ia menduga, kurangnya spontanitas menyebabkan kelompok ini tidak merasa puas setelah bercinta. Dengan kata lain, ketika seks menjadi sebuah keharusan dan rutinitas, kesenangan dan kebahagiaan malah memudar.
dilansir kompas.com
"Kemungkinan ketika pasangan mengubah cerita mereka sendiri tentang mengapa mereka berhubungan intim dari sebuah aktivitas yang dilakukan secara sukarela menjadi sebuah bagian dari penelitian. Yang patut digarisbawahi adalah kualitas, bukan kuantitas yang mempengaruhi gairah dalam bercinta," jelas Loewenstein.

Related Posts